Selasa, 16 Desember 2008

Me Time


Setelah 1,5 tahun lebih, akhirnya saya tega mengambil jatah "me time" dari Razka. "Titip Razka sebentar ya bu..." ujar saya penuh harap. "Iyaaaa..." jawab sang oma dengan mata penuh binar bahagia.

Pagi-pagi Razka sudah dijemput oma sambil jalan-jalan dengan strollernya. "Biar gak klayu, dan kalian juga perginya enak" ujar oma. "Oke deh bu...." untung juga rumah kami tidak terlalu jauh, jadi urusan titip menitip ini jadi lebih mudah, tapi baru kali ini kami menitipkan Razka di weekend.

Sebenarnya kami tidak ingin pergi jauh tapi hanya weekend ini kami punya waktu cukup berdua atau sekadar ngajak jalan anak-anaknya ayah yang sudah remaja dan tidak sejalan dengan arah bermainnya Razka. Apalagi bawa Razka perlu usaha khusus dan gak bisa disambi-sambi. sedangkan kali ini kami ingin memanfaatkan hadiah voucher nonton bioskop dari salah satu media cetak terkemuka di Indonesia sebagai tanda terima kasih karena saya telah mengisi questionaire yang mereka sebarkan.

Sebelum pergi, saya sempatkan membuat Cheese Brown Bread Pudding buat kudapan sore Razka. Hmmm.... dari baunya saja sudah terbayang kelezatannya, perpaduan roti keju plus taburan palm sugar dan cinamon membuat pudding roti ini lain dari yang lain. Sebenarnya ini resep turunan oma yang saya modif sedikit, sesuai jaman dunk... hahahahah....

Kami putuskan untuk menyaksikan film Twilight yang "box office" itu, apalagi saya sempat baca kutipan novel hasil besutan Stephenie Meiyer ini.
Karena memang sudah janji sama Imut, ayah memutuskan untuk jalan-jalan saja dengan Dandy, saya, Imut dan Mbak Nita yang akhirnya nonton film ini.

Keluar dari bioskop, saya masih terpesona dengan pemandangan di film tadi, it's so beautiful scenery and looks so cold, brrrr. Sebenarnya ini benar-benar film yang bercerita tentang romansa remaja. Tapi gak tau kenapa ada satu 'frame' yang membuat saya begitu terpana. Yaitu ketika sekelompok bangsa 'vampire' ini menerima seorang manusia dan melindunginya dari kelompok vampire lainnya, how sweet and very gentlemen. Saya seperti melihat ada kekuatan cinta, pengorbanan, dan kelembutan di balik sosok yang garang dan tatapan misterius.

Huahahaha saya mulai tersihir dalam alur cerita film. Saya tiba-tiba merasakan seperti ada sesuatu yang sudah lama tidak saya rasakan meski tidak hilang. Jelas, saya mungkin hampir kehilangan sisi romantisme saya. Saya merasa telah terlalu tua untuk ber-roman-roman ria, padahal saya merindukannya dan penting untuk membuat hidup saya lebih bergairah.

Achhh.... saya melamunkan masa 'muda' dulu, och.....

Back to film, dan singkatnya saya seperti kembali menyaksikan "Buffy the Vampire Slayer" dan "Harry Potter" menjadi satu as technically and romantically. Huuuuu.....

Och Edward and Bella, you both looks so gorgeous and perfectly match. :D

Intinya, "me time" saya kali ini membuat saya melamun-lamun dan kangen pengen bisa nonton di bioskop lagi [lho???!!!].

-termehek-mehek deh-

Jumat, 12 Desember 2008

Masa

Senja kan menjelang
Birunya berganti lembayung
Kehangatan siang menghilang
Dingin malam kan datang

Usia pun beranjak tua
Meski belum bergigi dua :p
Masihkah asa bersua
Meski tak mungkin mendua

Waktu selalu berdetik
Panas dingin menggigit
Hatipun selalu tergelitik
Jemaripun ingin mengetik
Agar air mata tak menitik

Kemana lagi diri mengeluh?
Hanya padaMu daku mengadu
Agar hati tak lagi kelu
Apakah harus terserah waktu?
Siapa yang tahu?

Wallahualam bi assawab

Kamis, 11 Desember 2008

My Social Act


Sebagai good corporate citizen, BII juga aktif ambil bagian dalam mengembangkan program pengembangan masyarakat. Sebagai bentuk kontribusi dan tanggung jawab BII terhadap pengembangan masyarakat, sejak 2006 BII telah bekerjasama dengan United Nations World Food Programme (WFP) dalam program pemberian makanan bergizi kepada anak-anak sekolah (School Feeding Program) dengan menyediakan dana untuk memproduksi dan mendistribusikan biskuit bergizi (fortified biscuits) kepada lebih dari 5.000 anak sekolah dasar. Program ini ditujukan untuk membantu meningkatkan gizi anak-anak serta memberikan edukasi tentang gizi dan makanan sehat dengan melibatkan partisipasi karyawan BII.

Selanjutnya, kegiatan CSR BII akan difokuskan pada upaya-upaya meningkatkan kualitas anak-anak dan generasi muda melalui pemenuhan kebutuhan pangan, peningkatan gizi, pendidikan dan kesehatan. Pemilihan anak sebagai penerima manfaat (beneficiary) program CSR BII didasarkan pada pertimbangan bahwa anak-anak adalah masa depan bangsa dan kontribusi yang diberikan BII dalam membantu mewujudkan cita-cita mereka akan lebih optimal mengingat mereka sedang dalam masa pertumbuhan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari “BII Berbagi”, yang merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR) BII. CSR tidak hanya merupakan tindakan kedermawanan (philanthropic actions), seperti donasi tetapi lebih merupakan keseluruhan kebijakan, tindakan nyata serta nilai-nilai dan perilaku perusahaan dalam hubungannya dengan stakeholder utama, termasuk karyawan, pemasok, pemerintah, nasabah dan masyarakat.

Di BII, CSR adalah perwujudan yang melandasi strategi perusahaan dalam mencapai visi seperti dikemukakan dalam kalimat singkat, “Di dalam segala aktivitas, kami akan menjadi perusahaan yang bertanggungjawab dan memberikan sumbangsih terhadap pengembangan masyarakat”.

Saya, sebagai salah satu karyawan institusi ini, merasa bangga diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan CSR yang diselenggarakan, bahkan saya juga diberi tanggung jawab untuk mengemban tugas sebagai Kordinator CSR di perusahaan tempat saya bekerja.

Dengan begitu saya dapat turut merasakan kehidupan sebagian masyarakat Indonesia yang kurang beruntung. Artinya saya diberi masa untuk terus mensyukuri kenikmatan hidup yang telah diberikan Tuhan sang Pencipta Semesta Alam selama ini. Dan bagaimana saya juga mendapatkan pencerahan untuk lebih dapat merencanakan kehidupan masa depan saya dan keluarga, terutama bagi sang buah hati, M. Razka Naratama.

Mengingat fokus kegiatan ini pada upaya-upaya meningkatkan kualitas anak-anak dan generasi muda melalui pemenuhan kebutuhan pangan, peningkatan gizi, pendidikan dan kesehatan, otomatis saya jadi banyak berinteraksi dengan anak-anak. Entah itu di rumah sakit atau bila sedang berbagi ilmu dengan mereka di sekolah pinggiran Jakarta maupun pelosok.

Terharu rasanya setiap melihat tatapan lugu dan celotehan polos mereka. Anak-anak memang tetap anak-anak, bagaimanapun susahnya keadaan orang tua mereka, tapi wajah mereka tetap memancarkan keceriaan dan semangat menghalau segala rintangan yang ada di depan mereka. Sebuah ekspresi semangat juang yang tiada terputus.

Pernah di satu kesempatan edukasi saya berjumpa dengan siswa sekolah dasar dari sekolah Internasional. Saya kagum dan takjub dengan produk modern ini, kritis, cerdas, berwawasan, namun terpancar pula sebuah keangkuhan. Miris juga rasanya bila nilai-nilai moral harus pergi dari keluguan seorang anak. Berbeda dengan ketika saya harus menjumpai anak-anak dari lingkungan yang lebih bersahaja, kalau tidak bisa dibilang sangat sederhana, sambutan mereka terhadap kehadiran kami lebih antusias, dan santun, bukan mereka kurang pintar, tapi kurang kesempatan. Hal ini lah yang saya ingin bagi, penyebaran ilmu disertai sentuhan ketulusan berbagi.

Kegiatan kemanusiaan ini --memang dan harapan saya-- dapat menjadi ladang amal yang luas bagi saya dan rekan-rekan lainnya. Apalah kami, datang dari rank of file sebuah perusahaan besar, kami belum dapat mengucurkan dana besar untuk membangun sebuah infrastruktur, tenaga dan pikiran lah yang dapat kami curahkan.

Semoga bermanfaat. Amiin.

Jumat, 28 November 2008

Curhatnya "ROKER"

It isn't about the real Rocker, but Roker, acronim of Rombongan Kereta hehehe.....

'Roker' adalah sebutan bagi pengguna setia alat transportasi KRL di Jabodetabek. Sebagai commuter Ciputat - Thamrin, maka menumpang KRL adalah cara paling efisien dan efektif. Apalagi KRL yang saya tumpangi adalah KRL Ekspress, cukup bersih dan berpendingin ruangan. Lumayan lah kalau buat berhemat waktu, gimana gak? saya bisa berangkat dari rumah pk 7.00 sampai kantor pun masih pk 8.00 untuk menempuh jarak lebih dari 30 km, di Jakarta gitu loch... Waktu tempuh satu jam, jelas sangat cepat.

Hari ini, saya sungguh beruntung, saya berdiri tepat di depan pintu kereta yang terbuka. Sehingga saya punya kesempatan lebih besar mendapatkan kursi kosong, kan masuk duluan hehehe.... Habis biasanya saya hanya beruntung mendapatkan tempat kosong di depan pintu yang tidak dibuka untuk menempatkan kursi lipat kesayangan saya.

Di tengah ke "PW"-an [posis wuenak] saya yang sudah duduk sambil terhentak-hentak lembut deru jalan kereta, tiba-tiba laju kereta berhenti. Ya sudah... paling menunggu kereta di depannya melanjutkan perjalanan. Kami para penumpang pun asik melanjutkan kegiatannya amasing-masing. Ada yang asik baca koran, majalah, ngobrol di hp maupun dengan teman sebelah, bahkan tidur. Yang terakhir adalah kegiatan paling mengasikkan, apalagi dibuai oleh guncangan kereta, hmmm tambah pulas deh... :) Tapi kali ini saya tidak sedang tidur atau membaca majalah seperti biasanya. Saya sedang asik memperhatikan polah tingkah penumpang.
Seru juga, ada yang bolak-balik ditelpon pacarnya. Belum lagi si sekretaris yang mulai resah karena bossnya miskol terus. Sesekali saya melirik salah satu artikel di tabloid yang sedang dibaca ibu sebelah, lumayan nebeng baca :)

Tunggu punya tunggu, waktu berlalu hingga mendekati 30 menit sudah. O...o.... gak biasanya nih, penumpang pun sudah mulai gerah karena resah. Masing-masing dari kami mulai bertanya-tanya baik kepada teman seperjalanan maupun pada diri sendiri. Sedikit demi sedikit gumamam bak lebah berdengung mulai terdengar dari satu gerbong ke gerbong lainnya. Apalagi ketika sang masinis berjalan melalui gerbong dan berusaha menjelaskan apa yang sedang terjadi sebenarnya. "Ada apa sih?" "Terus gimana?" "Begini, bla.. bla.. bla.." "Begitu, bla bla bla" pertanyaan dan jawaban saling berebut tempat --bukan hanya Roker aja yang berebut duduk ya... hihihihi.... *mode iseng on*-- "Oh ternyata rangkaian gerbong di depan mengalami kerusakan pada remnya". Jelas sudah bagi saya permasalahan yang ada.

Dan... Brek... pintu sisi jalur dua terbuka, seketika KRL AC Ekonomi melintas di jalur sebelah dan berhenti tepat berdampingan dengan kereta kami. "Jadi kita disuruh pindah kereta sebelah ini?" ujar salah seorang penumpang "Ya sudah, pindah aja yuk..." timpal lainnya dan akhirnya diikuti oleh semua penumpang. Proses perpindahan para penumpang sangat dramatis, hehehe 'lebay'. Kami harus melompat ke undakan pintu kereta lainnya. Dan penumpang di seberang pun dengan sukarela membantu menggamit tangan penumpang yang berpindah, apalagi kalau ada ibu hamil yang takut-takut. Seperti adegan memindahkan sandera di film Speed 1 deh. Hahahaha....

Sampai di kereta sebelah yang notabene selalu penuh, alhasil kolaborasi penumpang dua rangkaian kereta ini jadi semakin padat. Rasanya tak perlu berpegangan pun kami tidak akan doyong, kan diapit kanan kiri depan belakang. Saya berdoa, semoga gak ada yang "BB" di dekat saya. Gak enak kan kalau pingsan bukan karena kehabisan oksigen tapi malah karena mencium "BB" orang lain --nyengir dot com--

Sampai di stasiun berikutnya, kereta hibahan Jepang, produksi tahun 60an [atau bahkan lebih tua lagi ya?] ini masih saja dijejali penumpang. Kami protes keras "Gak bener nih petugasnya, kok masih ambil penumpang sih? Gak lihat sekarang aja sudah berjubel" keluh penumpang di sebelah saya, yang juga menjadi protes saya. Yang saya sesali adalah bahwa ada oknum yang memanfaatkan keadaan ini, yaitu mereka yang tidak memiliki tiket kereta AC jadi ikut-ikutan naik, malah dengan gaya yang lebih 'songong' dari kami who comply to the rule.

Inilah sekelumit dinamika kami sebagai commuter. Duhai pemerintah.... daripada ribet memperbaharui aturan jam kerja, jam sekolah, three in one, dan bus way. Lebih baik perbaiki saja fasilitas dan layanan transportasi KRL. Yang sudah jelas dapat mengangkut lebih banyak penumpang, lebih cepat, dan relatif lebih aman serta nyaman. Saya jamin, dengan membaiknya fasilitas kuda besi ini pasti akan mengurangi penggunaan mobil. Para eksekutif pun tidak segan menggunakan transportasi umum ini. Lihat saja di negeri tetangga, para eksekutif tidak ragu dan malu menggunakan KRL [meski dengan istilah lain]. Lagipula sebagian besar orang yang bekerja di pusat kota sudah tinggal di pinggiran, seperti Depok, Tangerang, Bogor, Bekasi kan.... itulah kami: COMMUTER.

Sampai di Stasiun Tanah Abang, berbagai ekspresi terpancar, lelah, kesal, mumet, bingung, protes, dan gundah. Semoga tidak berimbas ke kualitas kerja hari ini ya....


Roker ingin mengadu...

Senin, 24 November 2008

My Green Tea Cup Cake




Cup Cake jadi kue primadona akhir-akhir ini, karena rasanya, bentuknya atau hiasan topping-nya ya.... Bisa jadi karena semua faktor itu. Tapi saya masih belum 'ngeh' formula cup cake standar yang sebenarnya itu seperti apa? Dari hasil "cek-cek ombak", beragam standar jenisnya tergantung resep si pembuat. Ada yang seperti bolu, ada yang 'cake', ada yang seperti muffin.
Hhhh.... bingung, mungkin yang dimaksud cup cake itu ya.... bentuk atau cetakannya aja ya.... kalau rasa basi cake-nya bisa bermacam-macam.

Jadi semua kue yang dicetak menggunakan atau berbentuk cup berarti cup cake ya... gimana sih kok gak ngerti arti cup cake, terjemahan jujur ya.... kue mangkok hehehehe.....

Weekend jadi hari try and error deh, penasaran sama cup cake ya sudah kali ini giliran resep mini cup cake yang aku coba, selain itu bahan-bahannya memang terbatas sih, maklum belum berani stok bahan pembuat kue banyak-banyak, takut tiba-tiba datang "si malas" wekekekekk

BMT, temen saya di kantor sangat suka 'green tea' akhirnya bikin rasa itu aja deh, paling gak kalau dibawa ke kantor Senin besok, ada yang mau ngicipin, kok melas banget tho...
Untung Cup Cake Green Tea ada di list koleksi resep saya, tapi maaf sumbernya gak jelas-- siapa yang kasih ya? hayooo ngacung--

Ya sudah Minggu pagi dan Razka masih dibawa jalan-jalan, sesegera mungkin menyiapkan semua bahan dan perkakas. Seeet suit suit, 15 menit kemudian adonan kelar, langsung siapkan cetakan mini cup cake, karena memang resep kecil, terigunya juga cuma 30gr, jadilah 20 mini cup cake green tea. Panggang di panci baja kesayangannya oma, 20 menit kemudian harum green tea merebak ke seluruh dapur [lha... dapurnya kecil kok].

Senin pagi masih ada 8 pcs, bawa ke kantor, dicomot ibu boss dan komentarnya....
"ich... ini apa sih? muffin ya? kurang mentega nih... uhuk uhuk uhuk aku seret nih" karena sudah terbiasa dengan komentar [maaf] 'pahit'-nya, ya sudah telan, senyum dan legowo saja, bahwa itu adalah bukti perhatian dan bahan introspeksi. Besok-besok tambahin lagi menteganya, jangan terlalu ikut yang tertera di resep.

Sampai siang, cup cake ku masih teronggok manis, masih utuh, sepertinya teman yang lain jadi gak berani nyoba nih, even BMT yang paling doyan green tea :'(

Yo weis gak apa mungkin menjelang sore nanti habis ludas --ngarep--

Senin, 17 November 2008

Kisah Lemon Creme Cake


Coba-coba resep jadi hobby saya akhir-akhir ini, terutama resep cake atau dessert dan snack. Mungkin karena waktu pembuatan yang tidak terlalu lama, bahan-bahannya juga ringkas dan gak terlalu mengotori tangan, maksudnya gak ribet dibanding bikin sayur yang bumbunya harus di-uleg-uleg dsb. Urusan bikin lauk main course saya prefer menyerahkan resepnya ke Mbak Yati atau Puji untuk kemudian diolah hahaha.... perempuan malas.

Selain itu sambutan rekan-rekan seruangan di kantor atas resep hasil uji coba cukup menyenangkan [siapa yang gak senang dibawain penganan buat sarapan dan cemilan? :D], sehingga memotivasi saya untuk terus coba-coba. Kalau di rumah kan komentar si ayah hanya "hmmm enak" dicuil sepotong dan gak ngambil-ngambil lagi, benar-benar hanya menghibur.

Weekend ini saya coba lagi resep Lemon Creme Cake yang gagal jadi liburan Lebaran kemarin.
Ini dia hasilnya, bikinnya memang lebih rumit dibandingkan cake lain yang pernah saya coba, karena putih telur harus dikocok terpisah dan kocokan mentega tawar yang rada berat karena pekat. Senang sih karena gak 'bantet' dan matang sempurna, sayang saya belum berhasil bikin topping frosty white chocolate yang bagus, hiasannya jadi kurang menarik ya? Padahal rasanya begitu menggoda lho....
Selain itu, meskipun rasa lemon dan cremenya begitu menyatu tapi kenapa kualitas cake-nya kurang moist dan menyatu ya? lebih tepatnya seperti adonan bolu yang 'moprol'. Padahal takaran masing-masing bahan sudah sesuai dengan yang tertera dalam resep. Apa memang itu strategi resep-resep di majalah ya....? duuh jangan su-udzon ach.

Ada yang bisa kasih solusi gak ya? rahasia kelembutan sepotong cake apa sih?

But... it's okay saya gak akan putus asa untuk mencoba merombak resep agar menghasikan kue yang seperti saya impikan. :)


-Sampai di kantor, sambutan teman-teman cukup membuat pipi saya kemerahan :p-

Selasa, 11 November 2008

Kisah Minggu 9 November 2008


Sabtu kemarin jadwal kami sudah sangat padat;
- Pagi nemenin ayah ke bengkel pasang kaca spion;
- Setelah itu makan siang dengan teman-temannya ayah di Urban Kitchen.
What an energic Razka!!! Bikin bunda gubrak kecapean;
- Belanja ke Carrefour Bintaro;
- Sekalian jalan pulang mampir ke rumah tante Windi, jenguk adik bayi.
Razka dan ayah gak turun dari mobil karena hujan super deras;
- Razka tidur dalam kelelahan...

Minggu pagi ini sebenarnya Teteh Imut minta diantar ke Kemayoran ada Japan Expo, sayang ayah harus balik ke bengkel karena kompresor ac yang baru diganti tidak dapat berfungsi dengan baik.

Mumpung masih pagi dan bunda masih sueger, maklum habis mandi, langsung siapin bahan bikin kue, hari Senin mau pamer Cinamon Pumkin Cake ke temen-temen bunda nih heheheh.... ;p

Resep aslinya sih dari Mbak Nilam Sari, pemenang ketiga Lomba Resep Labu Kuning dalam rangka ulang tahun milis WRM, hanya ditambahkan sedikit kayu manis Belanda yang bunda beli dari penjual bahan kue di Pasar Modern BSD. Kebetulan juga kemarin Mbak Irah [penjual sayur langganan] ngasih oleh-oleh Labu Parang dari kampungnya. Ya sudah klop deh dan bulatkan tekad untuk mengulang kesuksesan Cake Labu Kuning yang saya buat Lebaran kemarin.

Takar sana, takar sini, timbang ini, timbang itu, cari sisa kenari dan kismis kesana kesini, gak ketemu. Ok ganti dengan kacang mete sisa Lebaran aja deh.

Sejam kemudian kelar dibakar, buka panci baja –hehehe gak punya oven, ini pun pinjam dari oma—taraaaa.... sip gak 'mlesek', dan hmmmm aroma kayu manisnya begitu menggoda. Potong sedikit, diicip dan yummm rasa antara labu kuning, kayu manis, dan kacang mete berpadu sempurna, membuat siapa pun yang menggigitnya akan berkata...

sepotong tak kan pernah cukup” :D

Senin, 20 Oktober 2008

Hari Minggu di Pemancingan

Sabtu, 18 Oktober 2008

Sabtu ini gak ada jadwal khusus, selain Ayah lagi keluar kota sampai besok, badan Bunda juga lagi payah banget, gimana gak lha wong pulang dini hari [2am], habis lihat "soulnation" di istora sama temen-temen kantor Bunda, tiket gratis sebagai VIP Sponsor :)

Bangun tidur siang - sore [4pm] Bunda langsung nyiapin perlengkapan Razka karena janji sama Oma mau nginep di Kavling, sudah dijemput becaknya Pak Sukif tuh.

Alhamdulillah jadwal makan malam Razka tidak terganggu dan Razka makan dengan lahap, jam 7.30pm sudah minta naik ke kamar Mas Raul dan minum susu. Razka tidur pulas malam ini, meskipun diseling listrik mati.

Minggu, 19 Oktober 2008

Minggu pagi ini Bunda sudah siapin keperluan makan siang di Pemancingan di daerah Muncul ada undangan dari Tante Rina, sayang jadwal tidur pagi Razka agak terganggu, sampai di Pemancingan Razka tidak terlalu menikmati suasana yang ada, padahal Bunda sudah coba ajak Mas Razka main di area permainan, malah ngamplok kenceng banget hihihihihi.....

Di saat mas Raul, Oom Raka, Mas Rayyan, Mas Ahsan asik mancing, Razka malah asik mainin sendok di dalam batok kelapa muda, untung gak dibuang ke empang. Bisa-bisa dicairiin sama pemilik pemancingan lho.... sendoknya kurang satu :D

Ketika waktu menunjukkan pukul 1 siang, kami sudah siap-siap pulang, Razka juga kelihatan capek, gimana gak? jam tidur paginya cuma 1/2 jam, gak mau makan pula. Paling aman ya... ngacir pulang deh. Di mobil Razka langsung tidur, begitu turun pun masih nyambung sampai jam 4pm, puass deh.... Mau gak mau jadwal makan siang dirapel dengan makan malam. Meski dengan setengah rewel akhirnya Razka makan juga, tapi jam 6pm sudah teler dan ngajak masuk kamar, seperti biasa glebakan sampai tertidur jam 8pm. Bundanya juga berasa capek banget deh, duuuhhhh faktor "U" nih.

Lha.... ayah kok gak nyampe-nyampe rumah sih sudah malam nih, katanya jam 8pm masuk Jakarta. Ya.... sudahlah nanti kalau sudah deket rumah kah ayah bakal telepon.

Minggu, 19 Oktober 2008, pk 8pm Zzzzzz...... [Razka dan Bunda pulassss]

Jumat, 17 Oktober 2008

Sesal...

Leleh tangisku atas sebuah penyesalan
Kaku membisu tanpa kata

Saat...
Kulihat derai air dari sudut bola matamu yang imut
Uluran kedua tanganmu menggamitku
Upayamu mengungkapkan maaf yang tak terucap

Andai...
Ku dapat menerjemahkan jeritmu
Ku tahu arti gerak tubuhmu
Ku tanggap atas setiap hasratmu

Sesal...
Atas ketidaktahuanku
Ketidaksabaranku
Kebingunganku
Kepanikanku

Percayalah nak... Bunda akan lebih banyak lagi belajar memahamimu
Razka sayang... Bunda benar-benar menyesal... :'(

Kamis, 16 Oktober 2008

Asaku

Saat kutanya
Bibirmu diam seribu bahasa
Saat kutelisik binar matamu
Tetap tak terbaca jawabmu

Lidah ini telah kelu berucap
Walau tetap ada asa
Dan masih ada daya menanti
Berharap kau akan bergeming

Semoga.... masih bersisa.

Mimpi tadi malam....


Meski masih ada rasa
Rindu pun terus menyeruak
Mungkin memang cinta

Tapi bukan takdir bagi kita
Dalam mimpi semalam pun tidak

Ternyata....






Senin, 13 Oktober 2008

Akhir Pekan: 11 - 12 Oktober 2008


11 Oktober 2008

Jadwal hari ini adalah Halal bil Halal KBM [Keluarga besar Malangjoedo] di Taman Bunga Wiladatika dan Reuni Temen Kost di Rumah Kost Dharmawangsa, yang sudah confirmed untuk datang ke reuni adalah Mima sedangkan suaminya Mas Eddy [namanya sama dengan suamiku] masih gak pasti dan Windi plus spouse [Mas Iwan], kalau aku jelas bakal ajak hubby [Mas Eddy] dan Razka.

Jam 10.30 keluar dari rumah Ibu menuju Cibubur, Alhamdulillah jalan masih lancar, agak padat sedikit di pintu tol Cibubur, lepas dari situ kami melaju hingga lokasi pertemuan. Tiba waktu makan, begitu juga Razka yang tiba-tiba GTM [gerakan tutup mulut], hwaaaa...... terjadilah “pertempuran”, saya pilih mengalah dan menghentikan upaya memberi Razka makan. Sebaiknya saya ambil makan untuk sendiri setelah perut saya terisi baru dilanjutkan mengawasi Razka. Langkah ini juga saya ambil untuk meredam emosi saya di weekend ini, gak tau kenapa akhir-akhir ini kesabaran saya benar-benar teruji dengan polah tingkah Razka yang membuat saya jadi serba salah. Meskipun akhirnya saya berhasil menyuapi Razka, ketika --akhirnya--perhatian Razka tercuri oleh ramainya anak-anak yang mengikuti sesi ‘games’, Alhamdulillah.....

Sampai rumah sudah menjelang sore sedangkan saya harus menyiapkan salad buah yang akan saya bawa untuk reuni di rumah ibu kost nanti –sudah janji sama Mima dan Windi—syukurlah proses pembuatan salad buah sukses dan hmmmm looks yumm yach...
Selain itu ini jenis dessert yang paling gampang bikinnya.
Ini resepnya.
Bahan:
- Buah segar [apel, anggur, strawberry, leccy]
- Nata deCocco
- 200 ml Yoghurt Plain
- 3 sdm Mayyonaise
- 4 – 6 sdm Susu Kental Manis

Cara membuat:
- Potong buah segar
- Campur dengan Saus nya [campuran yoghurt, mayonaise, dan susu kental manis]

Sayang ya.... saya gak catat ukuran bahan yang dibutuhkan karena lebih sering pakai perasaan, mudah-mudahan bukan perasaan buruk ya.... :p

12 Oktober 2008

Pagi ini ngapain yach.... o iya sudah niat mau bikin sesuatu nih, nyoba resepnya Sedap yang gak kesampaian Lebaran kemarin yaitu Creme Lemon Cake, sekalian mau dibawa ke rumah Mbak Yaya nanti siang sehabis nengok rumah di Cikeas.

Bahan-bahan sudah disiapkan sejak Lebaran kemarin, dikeluarin dan ditimbang satu per satu disiapkan di wadah-wadah agar memudahkan penuangan.

Lagi enak-enak ngaduk Razka datang, dan meringik minta digendong belum lagi tangan saya yang ditarik, ngajak main, duuh.... ribet akhirnya minta bantuan Mbak Puji nyiapin loyang dan dioles mentega, gak lupa buat manasin panci pembakar [karena gak punya oven jadi manggang pakai panci baja itu juga pinjem dari ibu.

Selesai ngaduk dan mencampur semua bahan, siap di panggang. 40 menit kemudian dilongok tadaaa..... aromanya wangi menggoda warnanya juga sudah coklat keemasan dan mumbul bow... Angkat diamkan sejenak karena masih panas.

Ngeloni Razka dulu, daripada merengek-merengek gak jelas, gitu deh kalau ada bundanya di rumah. Zzzzzz gak sampai 5 menit Razka sudah pulas, kesempatan nih buat bundanya mandi.

Sudah rapi dan wangi balik ke dapur buat mindahin cake ke atas piring. SURPRISE....... cake yang cantik itu amblasssss..... mblesek, bantet.... huk huk huk.... –hasilnya mendekati gambar di resep pun tidak-- tiba-tiba saya gak bisa menerima kenyataan ini, Lebaran kemarin nyoba bikin Cake Labu Kuning sukses kok. Dengan perasaan gundah gulana saya potong kue perlahan, jumput satu potong untuk dicoba nyesss.... masih tetap lembut dan terasa banget creme-nya.

Mbak Puji menghibur “enak kok bun...., nanti aku makan deh, jangan lupa kasih ke oma, biasanya oma mau ikut nyicip kok”. Duh tapi kan bantet, yang namanya kue kalau bantet ya gak enak, sudah “gatot”, masih terpekur tapi ya sudah tetep di foto buat kenang-kenangan akan sebuah kegagalan, hidup ini kan tidak melulu diisi dengan keberhasilan [menghibur diri banget yach] :)

Ya sudah berarti gak bisa dibawa ke rumah Mbak Yaya deh..... *sigh*

Sebelum berangkat ke Cikeas masak ayam kungpao dulu ach, ngambil resep dari Majalah Ayahbunda edisi 17 [kalau gak salah], sekalian dibawa buat lunch besok di kantor [hemat 'maksi' di luar] :p


Och..... akhir pekan yang cukup melelahkan.......

Kamis, 09 Oktober 2008

Potret Keluargaku






Hmmmmm..... mau share sedikit mengenai keluarga saya.
Kebetulan 2 tahun 6 bulan yang lalu saya menikahi seorang duda dengan tiga anak remaja [tinggal dengan ibunya]. Mereka adalah Laras Ayu Septiani [20], Dandy Abitama [19], dan Ajeng Hapsari [13]. Dan 15 bulan yang lalu anggota keluarga ini bertambah dengan hadirnya Muhammad Razka Naratama dari rahim saya.

Berumahtangga adalah pengalaman baru bagi saya dan sesuatu yang akan saya hadapi di masa mendatang, awalnya tidak mudah bagi saya menerima beberapa kenyataan di luar harapan saya [meskipun usia saya waktu itu sudah di atas 35 thn, dan harusnya sudah sangat siap], seperti beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan suami, beradaptasi dengan mertua, adik-adik ipar, anak-anak, dan sebagainya tapi ya... mau tak mau harus saya lalui dan sikapi dengan bijaksana.
Kebahagiaan kami sebagai keluarga baru tentunya bertambah, apalagi hubungan saya dengan anak-anak dan Mbak Nita, mantan istri suami --yang sejak awal-- terjalin dengan baik. Sebagai istri pipih mereka, saya tidak berharap mendapat panggilan khusus, terserah anak-anak mau panggil saya tante, mbak, nama atau apa sajalah yang penting tetap santun. Alhamdulillah sejak Razka lahir mereka berinisiatif panggil saya Bunda [seperti saya membahasakan panggilan Razka untuk saya], what a so sweet, semoga tidak terpaksa ya sayang....

Segala permasalahan tentang anak-anak tak jarang kami diskusikan bersama. Begitu juga keprihatinan saya ketika si sulung melahirkan seorang bayi perempuan di luar nikah dan menjadi single mother. Kini ada tambahan cucu di keluarga kami, umurnya sedikit lebih tua 7 bulan dari Razka, namanya Nurmalita Rahma Putri. Marak ya.....

Sebagai ibu baru, kadang kaget juga dengan persoalan-persoalan yang muncul, namun saya yakin semua yang datang adalah ujian dari Allah SWT agar kami semakin dekat dengan Sang Pencipta dan mensyukuri segala nikmatNya serta selalu meluruskan niat demi meraih cinta Ilahi.

InsyaAllah kedepannya semua menjadi lebih baik, Amiin....

Selasa, 07 Oktober 2008

Lebaran...


Mumpung masih bulan Syawal nih :)


Alhamdullillah bedug takbir telah berkumandang
Merambah luruh dalam hati demi meraih kemenangan
Kami pun larut dalam benaman rasa syukur yang mendalam
InsyaAllah telah kami lalui hari tanpa dendam
yang ada hanya MAAF bagi kami yang khilaf
dan rindu pada Ramadhan mendatang


Taqoballalahu minna wa minkum, syiya manna wa syiya makum
Minal aidin wal faidzin


InsyaAllah kami semakin kaffah dan termasuk dalam golongan orang-orang yang meraih kemenangan, amiin.


Teriring MAAF Lahir dan Batin.

Senin, 06 Oktober 2008

Membaca Kuku


Beberapa waktu lalu saya posting pertanyaan ke milis ayahbunda dan wrm tentang garis putih di tengah kuku.

Pertanyaan timbul berawal dari garis putih yang saya lihat di tengah kuku Razka, tiba-tiba jadi teringat bahwa saya pernah baca sebuah artikel mengenai "menilik kesehatan tubuh melalui kuku", tapi lupa di majalah apa, edisi yang mana, kapan, buruknya lagi lupa detail isinya?

Halah... daripada repot mikir, lempar ke forum aja deh.

Twink.... muncul satu dari Mamut atau Nika [hemmmm ini selebnya milis aybun lho....]
Tadaaaa...... Mamut kasih scanan artikel dari majalah ayah bunda, yessss ini dia yang saya cari
Thanks banget ya Mamut juga bunda dan moms lain yang sudah kasih respon.

Ternyata bukan internet dan buku saja yang jadi jendela dunia, kuku-kuku kita juga lho.... meskipun kecil bukan berarti tidak bermanfaat. Hayoooo ramai-ramai baca kuku, sebelumnya baca dulu artikel yang saya insert ya.....

Hhhhh lega deh :)

Senin, 22 September 2008

Ujian Sabar...

Weekend kemarin benar-benar menjadi ujian sabar buat bunda.

Tiba-tiba saja di siang yang terik Razka terbangun dari tidur siangnya dan menjerit sekeras-kerasnya. Bunda pikir, Razka pasti bermimpi, langsung bunda peluk dan bunda tepuk perlahan punggung Razka. Namun jeritan Razka tak terhenti bahkan meronta-ronta, bunda bingung gak tau harus apa, Razka kan belum bisa bicara dan menyatakan keinginannya.

Di tengah kebingungan bunda, Mbak Puji datang dan berusaha menggendong Razka, dengan marah Razka menolak dan minta kembali ke gendongan bunda, tapi tetep bunda gak ngerti apa maunya Razka, disetelin Baby TV, Disney Channel, dikasih air putih, susu, semua ditolak dan dibuang, duh kok tantrum nak..... :’(

Dan gak tau kenapa di puasa siang ini --apalagi kepala bunda agak pusing-- bunda jadi kesal melihat kemarahan dan jeritan Razka yang tanpa sebab, dengan nada keras bunda membentak “Razka mau apa sih? Bunda bener2 gak ngerti deh” makin keras lagi teriakan Razka, akhirnya bunda tinggal Razka di sofa dan bunda membasuh muka untuk menenangkan diri. Akhirnya tangis Razka mereda dan dia berjalan mendekati bunda sambil memohon untuk digendong. Melihat cucuran air mata Razka, hati bunda luluh, dengan perlahan bunda junjung Razka ke dalam pelukan bunda dan bunda pangku sambil perlahan bunda hibur agar Razka tidak menangis lagi.

Dipangkuan bunda, tangisan Razka melemah dan tiba-tiba perut dan paha bunda terasa panas, ternyata Razka ngompol, tiba-tiba Mbak Puji bilang gini “O iya bun, memang kalau mau pipis, kadang-kadang si adik suka ngamuk gitu”. Hoalah nak.... mbok ya kalau mau pipis ya pipis aja, wong bunda gak larang kok. Jadi bunda juga gak harus kesel gitu, “Maaf ya nak.... lain kali bunda akan lebih sabar”, sesal bunda.

Setengah lega karena Razka sudah kembali ceria, tapi dalam hati tetap bertanya:
- “kenapa ya.... mau pipis aja kok tantrum?”
- “apa ada yang salah dengan ‘lubang pipisnya’?”
- “apa Razka kesakitan?”

Duh jadi banyak pertanyaan berkecamuk. Akan bunda tanyakan ke dokter pada kunjungan imunisasi bulan depan ya nak..... semoga Mas Razka juga sabar dan gak mudah tantrum lagi....

Luv u, muah muah...

Kamis, 04 September 2008

"Cooking with Love"

Hmmm.... terus terang saya tidak mengenal sosok Inong secara langsung. Kebetulan waktu itu lagi cari-cari resep masakan dan sampai akhirnya berlabuh di blog Dapur Bunda, longok-longok, baca-baca, dan saya tutup dengan "Ooh.... ternyata Inong sudah 'tiada'" sontak yang terpikir hanya nasib anak-anaknya, jadi ingat bagaimana nasib Razka kalau saya tinggal.

Setelah mencoba menyusuri blog-nya lebih jauh, sedikit pintu terbuka mengenai sosok seorang ibu rumah tangga, tinggal di negara tetangga, punya hobby memasak juga bikin puisi, temannya juga dimana-mana, what a humble person Inong.

Apalagi setelah membaca buku Cooking with Love persembahan teman-temannya di WRM, huh.... bener leleh sempurna air mata -pinjam istilah Inong- ini, bagaimana tidak, Inong bukan saja memiliki multi talenta, baik dalam mengelola resep maupun kata, tapi juga mengelola rumah tangganya, Inong dengan senang hati memanjakan indera perasa suami dan anak-anaknya, seneng deh ada seseorang yang punya hobby membahagiakan orang lain, hebatnya lagi keberadaan Inong dapat menggerakkan perhatian dunia kuliner maya, dan memberikan inspirasi banyak orang -termasuk saya pastinya- juga begitu banyak doa yang terkirim di saat orang-orang mengetahui kepergianmu --Saya cemburu--.

Yang jelas saya jadi lebih terpacu untuk banyak beribadah dan berupaya menjadi istri yang baik, yang tidak enggan melakukan hal kecil tapi bermakna.

Inong.... ternyata kamu adik kelas saya di SMP 213, what a small world, bukan saja satu almamater yang membuktikan bahwa dunia itu kecil tapi juga keberadaanmu dulu hingga kini, berita tentangmu yang membahana dan "peninggalanmu" yang memberi manfaat bagi banyak orang, semoga kelak menjadi amalan yang tiada terputus dan jalan pembuka pintu jannahmu.

Selamat jalan Inong, selamat menyongsong kehidupan abadi di mana terdapat taman yang indah yang dialiri sungai-sungai, InsyaAllah.

-teman baru yang tak pernah kau kenal-

Minggu, 31 Agustus 2008

Marhaban Yaa Ramadhan

Alhamdulillah sampai sudah khalifah Mu di Ramadhan ini, bulan yang tiada diragukan kemuliaannya, dimana 'semua' nafas menjadi tasbih, 'semua' tidur menjadi ibadah, 'semua' doa diijabah, 'semua' dosa diampuni. Allahu Akbar.

Tak ingin hamba lalui sajianMu dengan sia-sia ya Allah, tak ingin pula melewati sepertiga malamMu.

Kalau hamba tidak dapat mengawali shaumMu, semata karena ridhloMu ya Allah Yang Maha Mengetahui. Ijinkan hamba melampaui setiap hari di Ramadhan mulia ini dengan barokahMu yaa Zat Pemberi Hidup. Ampuni hamba, bilamana hamba khilaf dalam menunaikan tugas sebagai ummat, anak, istri, ibu, dan karyawan di kantor.

Sekali lagi dalam syukur, Ahlan wa sahlan yaa Ramadhan.

-hamba yang berharap atas maghfirahMu, amiin-

Rabu, 27 Agustus 2008

Sebuah perenungan diri


Sebenernya ini sudah basi, tapi masih ngegantung di draft posting. Setelah dipikir-pikir, akhirnya diputuskan untuk diposting saja lah, hehehehe....


Alhamdulillah, tanggal 24 Agustus lalu Allah SWT masih memberikan saya kesempatan menghirup udara segar, berkumpul dengan keluarga dan sahabat, serta menikmati kue tart pemberian bunda milis aybun Bandung, Mbak Tiwi dan Ni Luh. Kebetulan di kesempatan kali ini saya ada waktu berlibur dengan keluarga ke Lembang Bandung jadi sekalian dimanfaatkan untuk Kopdar dengan ibu-ibu milis Aybun Bandung --terima kasih buat Mbak Tiwi dan Ni Luh yang telah memberikan sambutan bersahabat dan bersahaja--.

Subhanallah..... begitu banyak nikmat yang Kau berikan dalam hidup hamba. Bayangkan saja, bagaimana tidak saya termasuk orang-orang yang beruntung? saya masih memiliki eyang putri dan orang tua yang masih sehat, kakak adik yang masih lengkap, kemenakan-kemenakan, suami, anak, keluarga suami, sahabat-sahabat lama maupun baru, dari masa-masa sekolah dulu sampai yang ada di lingkungan kantor. Saya dapat menempati rumah kontrakan kecil yang nyaman dan saya tinggali bersama suami dan anak tercinta, saya juga punya kendaraan yang dapat mengantar kami melihat-lihat suasana kota, saya punya alat komunikasi yang cukup untuk menghubungi keluarga dan kerabat. Saya juga diberi kesempatan untuk melihat beberapa negara di Eropa dan negara tetangga. Belum lagi pekerjaan yang saya jalani saat ini, telah mewarnai naik turunnya roda kehidupan saya.

Rasanya kebutuhan duniawi saya sudah terpenuhi dengan baik, namun demikian saya masih sering bertanya apa lagi, apa lagi. "MasyaAllah, Widya Dwi Setyawati belum cukupkah kenikmatan yang kau dapat saat ini?". "Bukan, bukan 'itu' yang hamba cari ya Allah, namun bagaimana lagi hamba meraih cintaMu?" Hamba belum merasa cukup menunaikan ibadah kepada Mu, hamba belum cukup berbakti kepada kedua orang tua dan suami, hamba belum dapat berkumpul bersama teman-teman tanpa bergibah, hamba belum cukup menunaikan ibadah wajib dan melengkapinya dengan sunnahMu ya Allah.

Apalagi sejak menjadi ibu, pertanyaan-pertanyaan di benak ini semakin membuncah, dari bagaimana caranya menjadi ibu yang baik sampai apa bekal yang akan saya wariskan kelak bagi anak-anak. Tidak itu saja peran saya sebagai seorang ibu tiri dari 3 anak suami yang beranjak dewasa juga jadi pertanyaan, "akankah anak-anak suami akan menganugerahi saya predikat ibu tiri yang baik?".

Lepas dari segitu banyak pertanyaan dan ketidakpuasan, saya begitu bersyukur dan ingin selalu bersyukur atas karuniaMu Yaa Allah....

Di usia menjelang 40 ini akhirnya saya mendapatkan pencapaian yang saya impikan ketika gadis dulu, semua ini tentu tak terlepas dari ridhloMu. Dan tugas saya kini adalah menyelesaikan beberapa hal yang tertunda, dari menyelesaikan skripsi [hari gini kok skripsi belum kelar?], memantapkan ibadah, meluruskan niat, sampai membimbing anak-anak dalam mengarungi kehidupan penuh cinta serta ridhlo Allah SWT. Yaa Allah sinarilah jalan kami agar tetap istiqomah.

Apa yang telah saya raih juga tidak lepas dari doa orang-orang yang saya cintai, ibu dan bapak, kakak adik, eyang, tante-tante dan oom-oom, sepupu-sepupu, para sahabat, serta beberapa orang yang hadir dalam 2 tahun terakhir ini suami, mertua serta keluarga suami [teriring harapan agar saya selalu dapat diterima di segala lingkungan].

- Yaa Allah, masukkanlah hamba ke dalam golongan orang-orang yang bersyukur juga orang-orang yang telah Kau beri nikmat, sebagaimana janjiMu kepada orang-orang yang beriman. Amiin yaa Robbal'alamiin. -






Kamis, 21 Agustus 2008

Senandung Bunda


Razka bobo, o.. o... Razka bobo
Kalau tidak bobo
Razka nanti capek

Begitu bunda bersenandung sebagai pengantar bobo Razka tadi malam, sedangkan Razka yang sudah mulai mengantuk tiduran dan tidak lupa memegang botol susu sambil ikut menggerang seolah mengikuti senandung bunda menyanyikan lagu nina bobo.

Sepanjang bunda bersenandung, Razka ikut bersuara "ngeh.... grrr... ngggghhh...." gak jelas [Razka kan belum bisa ngomong]. Tiba-tiba Razka duduk dan melempar botol susunya ke arah wajah bunda, "oops", "lho kenapa nak?" bunda bertanya sambil terkejut. Sontak bunda diam dan Razka merenggut botol yang tergeletak di tempat tidur dan tidur lagi.

Bunda rasa Razka gak suka lagu nina bobo itu ya... bunda ganti deh dengan lagu lain, sekarang bunda menyenandungkan lagu "twinkle-twinkle little star" kembali Razka ikut bersuara dan mengerang lebih keras, bunda juga semakin asik bernyanyi dong..... "Wah sepertinya Razka suka nyanyi juga ya?". "Bluk" tiba-tiba botol susu Razka singgah lagi di muka bunda, bunda diam lagi, dan Razka melanjutkan minum susu dan tiduran lagi.

O... O.... ternyata Razka gak suka dengar bunda nyanyi yah...... gubrak "huk huk huk.... kenapa nak?" bunda bertanya dalam hati "suara bunda gak enak ya?" masih dalam hati tapi sambil sedih, padahal bunda sudah mengasah suara setiap karaoke-an lho.... :)

Tapi don't worry my boy, bunda berbaik sangka bahwa bukannya Razka gak suka sama suara bunda tapi memang Razka gak suka bobo sambil diiringi lagu-lagu [cie... bunda menghibur diri] sebagaimana Razka juga gak suka bobo di 'puk-puk' pahanya atau diusap-usap punggungnya. Razka lebih menyukai tidur sendiri dengan gaya bebas alias glebakan sana sini, setelah puas dapat posisi yang pas dan nyaman, zzzzz...... pules deh.

Hehehehe.... memang pengembangan diri anak itu beragam dan lucu ya.... ada yang sukanya di'kudang' dulu, ada yang sukanya di 'puk-puk' atau diusap-usap punggungnya, ada yang tidur sambil diayun-ayun, Razka memilih tidur dengan caranya sendiri.

Semoga gaya ini membuat Razka tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri ya..... amiin.

"Bener nih nak, gak mau bunda nyanyiin dulu?" bunda keukeuh menawarkan jasanya, "Please deh bun..... aku mau bobo sendiri" jawab Razka dalam khayalan bunda.

Sedih, suara bunda gak bisa jadi pengantar tidur Razka. Gak apa deh nak bunda [keukeuh dot com] akan mengiringi tidurmu dengan doa-doa terindah "Bismika Allahuma ahya wa amuut".

Selamat tidur Razka sayang....
I luv u

Kamis, 14 Agustus 2008

Teng Go...


Tepatnya sejak punya Razka, kalau waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 berarti sudah saatnya cepat tepat membereskan pekerjaan dan pending items.

17.25 [maaf guys terpaksa nyolong start nih], kabuuurrr..... manggil ojek di depan kantor dan brem brem..... tanpa instruksi lebih lanjut, tukang ojeknya sdh ngerti kok :p


Bawaannya memang pengen 'teng-go' terus, sebenarnya terselip rasa bersalah juga sama teman sejawat yang masih asik berkutat dengan pekerjaannya, tapi bagaimana ya.... bayang-bayang senyum Razka lebih kuat memanggil, "yang penting apa yang jadi kewajiban di kantor sudah aku upayakan kelar hari itu, sebisa mungkin gak ada pending items".


Perilaku ini memang terasa benar perbedaannya, bagaimana tidak, sebelum punya Razka jam pulang kantor masih bisa diulur-ulur sampai jam 19.00, masih nyempetin buat ketawa ketiwi di kantor, pulang kantor juga masih bisa mampir2 sih, tapi sekarang sih beraaaat banget kalau harus mengurangi waktu Razka [semoga aku gak 'lebai' yach], duh apalagi kalau harus naik kereta sebisanya yach secepat mengkin deh.


Mungkin ini ya anugerah terindah dalam kehidupan seorang ibu pekerja, berangkat kerja masih sempat main dan memandikan si kecil, sampai kantor juga belum terlambat, bahkan masih lebih cepat 5-10 menit dari jam masuk resmi, pulang kantor masih disambut senyum polos sang buah hati, ooooch.... what a wonderful world, Subhanallah.....


Itu dilihat dari sisi sang bunda, lalu bagaimana dengan sosialisasi di kantor, bagaimana dengan relationship dengan rekan sekerja, bagaimana hubungan dengan atasan? O..o... ternyata we can win at all ya.....


Untuk memberikan penghiburan tertinggi kepada dedikasi saya selama ini, jawaban yang paling tepat buat saya sepertinya adalah "do the best that you can do" hmmmm itu yang selalu saya upayakan give my best effort.


Semoga sebagai seorang kalifah di muka bumi ini yang hanya bisa mengikhtiarkan yang terbaik dari diri saya, mungkin masih banyak kekurangan tapi semoga tidak menjadi dzolim, semoga rekan-rekan di sekitar cubical saya ini rela dan ikhlas dengan apa yang bisa saya dedikasikan.


Semoga juga tidak menjadi permisif.


I love my job, my friends and most of all, I love my Razka.


-teuteup-

Rabu, 23 Juli 2008

Haru Biru...

Pertama menjadi ibu, membuat saya cukup surprise, belum sempet shock sih...
Banyak kejadian yang mempermainkan adrenalin, menit ini tenang, tanpa dinyana dalam beberapa menit ke depan saya bisa melonjak kegirangan maupun menangis tanpa sebab.

Setahun 10 hari berlalu, kemarin saya tersenyum bangga sambil menitikan air mata terharu biru [meskipun bukan untuk yang pertama kali]. Bagaimana tidak, ketika saya membuka pintu depan dan mengucapkan salam, Subhanallah ada tangan kecil yang membuka pintu kamar dan sontak mengangkat tubuhnya berdiri, dengan setengah berlari kecil Razka menyongsong kegirangan kehadiran saya di rumah.

Och.... nanda, kau telah menyadari bahwa kepergian bunda pagi hari akan pulang ke rumah dengan penat, sehingga kau perlu memberikan ekspresi bahagiamu untuk melenyapkan seluruh kelelahan bunda hari itu. Terima kasih Allah.... terima kasih sayang....

Yang saya rasakan, "beginilah rasanya dibutuhkan dan dinanti oleh sang buah hati".


I love your spontanity my baby....
Your smile and laugh, have touch my heart.

Senin, 14 Juli 2008

Ultah Pertama


Alhamdulillah.... Selamat Ulang Tahun Pertama my boy.....

12 bulan ini telah menjadi bulan penuh rahmat buat ayah dan bunda nak.... Subhanallah Razka tumbuh menjadi anak yang sehat, lincah, cerdas, meskipun sering 'njaprut' kalau ketemu orang baru, hahahahaha...... [apa dulu bunda kecil begitu juga ya?]

Ananda sayang, perjalanan masih sangat panjang dan InsyaAllah ayah bunda diberi ijin oleh Sang Penguasa untuk bisa menyaksikan dan turut mengawal perjalananmu menyongsong masa dewasa kelak, amiin.....

Razka cakep [kata Mas Raul], maaf ya.... kalau bunda gak bisa kasih kado istimewa buat Razka, tapi bunda akan selalu punya doa istimewa untuk keselamatan dan syukur bunda atas hadirnya Razka dalam hidup bunda.

Razka sayang.... tetaplah menjadi 'jagoan bunda' yang sholeh, artinya Razka harus menjadi pemuda yang mencintai Allah SWT, menjunjung tinggi AlQur'an Nur Karim, mengidolakan Rasullullah Muhammad SAW, memegang teguh hadist nabi, mencintai agama Allah SWT, membela kebenaran, hormat pada ayah bunda, sayang kakak dan adik, sopan pada orang-orang yang lebih tua, santun terhadap kerabat dan sahabat, rajin mencari ilmu dan ikhtiar di jalan Allah SWT, senang beramal, selalu ingin membantu orang yang kurang beruntung.

Razka ganteng.... [kata Tante Na] doa bunda banyak yach..... karena katanya kalau minta sama Allah gak boleh tanggung-tanggung, dan bunda percaya Allah pasti mendengar dan akan menepati janjiNya sebagaimana janji kepada orang-orang yang beriman.

Anakku.... ayah bunda bukan orang yang sempurna, tapi bunda berharap Razka tidak meniru kekurangan kami ya nak.....

Ya Allah yaa Robb jauhkanlah keburukan kami dari anak-anak kami, tambahkanlah kebaikan kami kepada mereka, sebagaimana telah Kau tambahkan kebaikan bagi orang-orang yang beriman.

Yaa Allah lindungilah anak-anak kami sebagaimana Kau melindungi orang-orang beriman dari kekafiran.

Sesungguhnya kami bukanlah ahli surga namun kami sangat takut akan azabMu yaa Allah....

Astaghfirullah.... astaghfirullah.... astaghfirullah.....

Happy Birthday Razka!!!

Selasa, 08 Juli 2008

Razka's First Step




Tu wak tu wak…… yeah…… Razka melangkahkan kakinya menyongsong bunda, cihuy…. Razka sudah bisa jalan, hari ini memang baru 1 meter, tapi Razka gak putus asa dan semangatnya itu loch…. Gak mau dituntun atau dipegang tangannya, jatuh, bangun lagi, coba-coba lagi, badannya masih ‘guyag-gayug’ tapi kekeuh melangkah, kalau capek yang merangkak lagi heheheheh……

Gak apa nak, bunda bangga banget karena mas Razka gak takut dan mau mencoba, bunda yakin seminggu lagi --pas ultah 1 nanti-- mas Razka pasti sudah lancar jalan.

O iya, Razka termasuk anak yang belajar jalan tanpa bantuan alat [baby walker], pun tanpa mau dititah-titah. Razka berusaha sendiri, dari merangkak, berdiri dan melangkah, meskipun harus jatuh bangun, nungging-nungging, jongkok, cari-cari pegangan buat rambatan, pokoknya dia melakukan segala cara, bahkan terkadang oops nomplok kalau dirasa tujuannya sudah semakin dekat. Bunda salut deh, karena semua itu mas Razka lalui tanpa menangis dan putus asa.

Semoga Razka menjadi anak yang ’tough’ kelak, amiin yaa robbal alamiin.

I luv u my gorgeous son,
--tapi maaf digicam-nya masih dipinjam jadi belum bisa foto ’langkah pertama Razka’ deh....--
Don’t worry, I’ll keep it in my memory.

Selasa, 24 Juni 2008

How sweet Razka is

Uuuch…… so sweet, terima kasih ya nak…. Bunda benar-benar terharu deh sekaligus bangga karena Mas Razka sudah dapat menunjukkan rasa empati.

Ceritanya begini, seperti biasanya kalau ayah-bunda pulang kantor dan Mas Razka belum tidur, kami sempatkan bermain-main dan bercanda, ternyata hari ini Mas Razka suka sekali dengan suara ”hi hi...” yang bunda tirukan dari Eko Patrio di acara Soulmate Indosiar, mas Razka sampai terkekeh, saking keasikan mengulang-ulang suara tersebut alhasil bunda yang memang lagi batuk, malah jadi batuk hebat. Tanpa dinyana, mas Razka yang kebetulan sedang berdiri di samping bunda, tanpa diaba-aba menepuk-nepuk dada bunda sebagaimana yang bunda lakukan kalau mas Razka sedang batuk.

Aduuh..... bunda dan ayah sampai terpana dan terharu, untung tidak membuat bunda lupa bilang ”terima kasih nak” seketika mas Razka menatap bunda sambil menyeringai lucu, oooooch..... Subhanallah semoga kelak Mas Razka menjadi anak yang kaya kecerdasan emosionalnya ya.....

Yaa Allah Yang Maha Rahim dan Maha Mengetahui sesungguhnya hanya kepada Engkaulah hamba memohon ampun dan petunjuk, jadikanlah kami orang tua yang dapat menjadi tauladan anak-anak kami kelak.

Yaa Allah Maha Penguasa Alam, hanya Engkaulah yang dapat membolak-balikkan hati, hanya kepada Engkaulah kami memohon untuk dijauhkan dari godaan syetan dan jadikanlah anak-anak kami mencintaiMu melebihi apapun di dunia ini.

Amiin.....
-bunda selalu berdoa untuk Razka-

Jumat, 13 Juni 2008

Razka's 1st Plane Trip


Jadi inget, bulan Februari lalu saya bawa Razka ke Semarang untuk menghadiri resepsi pernikahan kerabat, waktu itu Razka masih 7bln.

Untungnya ayah pergi lebih dulu dengan mobil bersama papa mertua dan adik ipar, sehingga barang-barang saya titipkan di mobil, sedangkan saya dan si mbak plus Razka naik pesawat dan cukup membawa kebutuhan makan-minum serta baju salin Razka sekedarnya.

Tapi tetep ribet, sambil menunggu peasawat yang delay 1 jam Razka mulai bosan, semua mainan yang dibawa dibuangnya, belum lagi dia pup, ketika 20 menit lagi masuk pesawat. Herannya Razka kok gak mau tidur siang, padahal kami sengaja ambil jadwal keberangkatan pkl. 14.05 [jam tidur siangnya Razka].

Ketika pulang ayah gak bisa ikut mobil karena papa dan ibu mau silaturahmi dulu ke kerabat di Yogya, sedangkan masa cuti kami sudah habis. Mau titip barang banyak-banyak juga gak enak, jadinya kami hanya bisa menitipkan babybather-nya Razka. Pakaian dan sebagian oleh-oleh kami pack sedemikian rupa agar bisa masuk koper dan kami gak kebanyakan tentengan, maklum oleh-olehnya aja ada kali 15 kg, banyak pesanan bandeng presto hehehehehe……

Sebenarnya perjalanan pulang ini membuat saya lebih tenang karena ada suami. Tapi… di pesawat Razka lapar, buru–buru saya keluarkan makanan Razka yang sudah saya kemas dalam botol bersendok, ketika makanan tinggal sedikit agak susah dikeluarkan, saya crut-crut, badan botol dipencet-pencet dan di kocok-kocok, oops makanan terlempar ke kursi belakang, mana Razka sudah mangap-mangap, sambil tak henti minta maaf ke penumpang belakang, saya berusaha menenangkan Razka, dan si mbak yang muabookkk [lupa minum antimo], suami juga sibuk lap-lap makanan Razka yang muncrat ke kursi pesawat. Belum lagi Razka minta berdiri, dan ketika di’liling’ sama penumpang belakang dia malah nuangis…. Hwaaaa……. Heboh deh, dan 10 menit lagi pesawat ‘landing’, Alhamdulillah....

Begitulah drama 55 menit di pesawat bersama Razka yang menjadi kenangan maniez ;p

Selasa, 03 Juni 2008

My Hubby's Birthday

Eh hari ini ya....?!!! Gak kok, gak lupa :)

Ayah.... bunda gak berharap banyak, karena bunda tahu di kematangan usia ayah saat ini, ayah tahu apa yang ayah harus lakukan.

Ayah.... bunda hanya bisa berdoa dan berdoa, memohon dan memohon kepada Allah SWT agar selalu ditingkatkan iman Islamnya, ditambahkan kesolehannya, serta diringankan langkahnya untuk selalu beribadah dan beribadah.

Ayah.... semoga cinta bunda dan Razka menjadikan ayah sebagai imam yang akan membimbing dan mendekatkan kami ke dalam ridhlo Allah Sang Penguasa alam semesta.

Ayah.... maafkan bunda jika belum dapat memberikan yang terbaik dalam kehidupan ayah, semoga kehadiran Razka menjadi pengikat cinta kita, dan menjadikan keluarga kita sakinah, mawaddah dan warrahmah, amiin.

Ayah.... semoga tidak pernah bosan....

Our 2nd Anniversary


Hmmmm...... 20 Mei yang lalu 2 tahun sudah ya.... masih 'muda' ya..... dan anugerah terbesar, hadiah tak ternilai dalam pernikahan kami ya.... adanya anak ya..... Razka sudah mau 1 tahun Juli mendatang lho....


Saya harus bayak belajar, terutama SABAR dan BERSYUKUR.


Maafkan bunda dan ayah ya Razka kalau belum bisa menjadi orang tua yang baik dan menjadi panutanmu kelak.


Doa bunda selalu, Razka harus menjadi pemuda tangguh yang mencintai Allah SWT melebihi apa pun di dunia ini dan Razka dapat memilih serta memilah dalam setiap pilihan yang datang ke dalam kehidupan Razka nanti.


Razka sayang jadikanlah AlQuran dan Hadist sebagai pegangan hidup Razka, InsyaAllah Razka akan selamat dunia-akhirat.


Anakku sayang jadilah anak yang sholeh dan kaya akan ilmu ya nak.....


Ya Allah Ya Robbi, jauhkanlah anak kami dari sifat-sifat buruk kami, lindungilah dia, sebagaimana janji Mu pada orang-orang beriman, amiin yaa Robbal Alamiin......


Akhirnya dengan penuh keyakinan saya hanya bisa berdoa, saya pasrahkan hidup dan mati saya pada Mu ya Robb.....


Sesungguhnya hamba bukanlah ahli surga namun hamba sangat takut akan azab Mu ya Allah....


Ampuni hamba, ampuni hamba, ampuni hamba......


Kamis, 24 April 2008

Razka 1st time swimming


Cita-cita mengenalkan air sejak lahir pada Razka sangat menggebu, seiring dengan pertimbangan yang juga gak kalah menggebunya, tapi.... ketika ada kesempatan menginap di hotel dan Razka sudah 7 bulan pula, maka "ini saatnya" batin saya.

Mumpung di hotel, pasti kolam renangnya tidak men-cendol alias penuh dan pasti kadar kaporitnya rendah, apalagi saya cermati kondisi Razka hari itu cukup fit, meskipun udara sedikit kurang bersahabat, namun bundanya tetap menekadkan untuk 15 menit saja berada di dalam kolam renang, untung bundanya penuh persiapan artinya swimsuit yang sudah dibeli beberapa bulan lalu dibawa pergi sampai Semarang :D

Bukan hanya persiapan untuk Razka, tapi saya juga menyiapkan perlengkapan untuk ayahnya, karena saya minta sang ayah menemani Razka di dalam kolam, secara bundanya punya tugas lain, mendokumentasikan :p

Perlahan-lahan Razka digendong ayahnya nyemplung, tahap pertama adalah perkenalan, yaitu dengan cipak-cipuk kaki, wow dia excited dan mencodongkan badannya ke dalam air, akhirnya ayah membimbing Razka mengenal air lebih jauh, tapi sepertinya Razka sudah cukup terlatih bermain air di dalam bak mandinya, jadi begitu badannya menyentuh air, secara reflek dia menggerakkan kaki layaknya perenang profesional, hahahaha..... lebai yach.

Apalagi setelah saya stimulasi dengan mengikutsertakan mainannya di dalam air, tangannya berusaha menggapai mainan di depannya sehingga tangan Razka menjulur seperti posisi meluncur, hmmmm boleh nih pose-nya.

15 menit tet, time is up, Razka harus diangkat dari air, karena ini kan baru tahap perkenalan apalagi mendung semakin tebal, keceriaannya di dalam air membuat ayah dan bunda gak ragu untuk segera mengajak Razka berenang lagi, "mumpung dia belum takut air lho.... nanti ada masanya seorang anak takut berenang" begitu ujar salah seorang kawan.

Oooohhh..... okd kita berenang lagi di Jakarta ya nak....

Meskipun mas Razka gak perlu jadi perenang tapi dalam sunah Rasul ada 3 hal olah tubuh yang wajib dipelajari; berkuda, memanah, dan berenang [semoga bunda gak salah ya nak....]

luv u mas....

Selasa, 15 April 2008

Remote, HP


Heran euy.... Mas Razka nih doyannya nge-mut-in semua barang, atau memang lagi masa-nya ya.... yang paling heboh kalau dia nemu 'remote', handphone dan benda 'gadget' lainnya.

Seperti biasa, ketika aku lengah meletakkan handphone di sofa dan ternyata ditemukan Razka, wuts langsung disaut dan ..... masuk mulut, nyum yum yummy, emang permen mas....
belum kelar urusan handphone yang di mulutnya, tiba-tiba wuih matanya berbinar-binar lihat remote tv, oops.... buru-buru kusambar hp dari tangannya sebelum dia buang, hhhhh..... untung aja, remote tv masuk mulut dan brrr, brr.... 'semut' aja gitu yang terlihat di layar tv, hahahaha..... salah pencet tuch mas.

Yach.... gitu deh, lucu juga ya?! padahal bundanya gak kurang-kurang beliin mainan dari yang bisa digigit-gigit, didorong-dorong, dilempar-lempar, dipijit-pijit, tapi kok ya.... remote, hp, etc. Apa yang membuat dia tertarik ya....

Nit nit [bunyi alarm sms dari hp ku], buka, huhhh hanya sms promo, 'close' dan kok....?!!!
Ayah..... gimana nih hp ku kok 'hang'? dengan gaya profesional pembongkar hp, si ayah langsung ambil obeng kecil, kutak-kutik dan.... Bun bagian dalamnya basah nih! kenapa ya? aku cium dan gubrak!!! bau ludah mas Razka :p

Setelah ditilik lebih jauh, benda-benda [hp] yang selama ini mulus itu ternyata mendadak bergurat dan lapisan pelindung layar hp juga sedikit terkelupas, och..... gigi mas Razka yang baru enam menjadi kenang-kenangan.

Ooh..... mas Razka bunda jadi tambah cinta deh!

Kamis, 10 April 2008

Bandar Djakarta




Urusan janjian "family dinner" di luar bukan hal baru, beberapa kali kami mengatur waktu dan beberapa kali itu pula BATAL, banyak sih alasan-alasan yang mengemuka diantara 3 bersaudara ini [aku, kakakku Mas Wid & adikku Adi], apalagi setelah kami semua berkeluarga.

Tapi kali ini, dengan pengaturan yang cermat dan dibawah kecaman 'gak boleh batal' akhirnya jadilah kami sekeluarga plus Eyang Ti pergi keluar untuk makan malam di tempat yang tidak biasa. Kami menuju ke tempat sesuai rencana, Ancol, tepatnya Seggara [cihui.... nyobain ach, karena kami sama-sama belum pernah].

Mas Wid dan keluarga sudah sampai terlebih dulu, karena Rayyan dan Ahsan mau main-main dulu di pantai. Non problem bro.....

Info pertama muncul di layar sms aku dan Adi, "Segarra tempatnya enak banget, pantainya bagus, pokoknya seperti di Bali, tapi suasanya gak cocok deh buat anak-anak, dan menunya Eropa, gak cocok sama tujuan kita kesini" [jangan-jangan gak cocok juga dengan kantong kita] heheheh....

Ini tanda-tanda adanya hal yang tidak sesuai rencana. Sms berikut dari mas Wid, "gimana nih jadinya", setelah aku berkordinasi via hp dengan Adi akhirnya aku jawab "ya sudah ke Bandar Djakarta aja", sms dari mas Wid muncul lagi "baliknya macet nih, kita makan di resto yang ada di pinggir pantai festival aja" akhirnya aku balas telp "gak ah jauh-jauh kesini kalau cuma makan di resto biasa gak asik, sudah deh bandar djakarta aja, aku sudah 'putbal' kok, nanti aku pesain tempat" perbincangan ini akhirnya membuat keputusan "ok, dealed".

Akhirnya kami makan deh di Bandar Djakarta, tempat ini sebenernya juga sudah ada dalam list resto yang menjadi target kami. Hmmmm meskipun makanan pesanan kami datang setelah 1/2 jam [lama banget gak sih bow.....], setelah didahului dengan berfoto-ria, canda tawa Raul & Rayyan, teriakan Ahsan, dan bengongnya Razka :)) kami tetap menyantap hidangan dengan nikmat.

Tom yam seafood-nya enak, ikan goreng pecah kulitnya juga 'lemaweuh' plus kerang macan akibat salah pesan [maksudnya kerang dara] juga kami santap meskipun gak habis, kebanyakan pesanan sih..... jadi teteup dong ada makanan yang bisa dibawa pulang heheheheh.....

Kenyang ditambah request lagu "Menjaga Hati"nya Yovi & The Nuno dari Raul dan Rayyan mengakhiri kumpul-kumpul keluarga malam ini, kapan-kapan lagi ya bro......

Siip deh, sampai di mobil Razka langsung Zzzzzz.............

Bobo yang nyenyak ya nak.... Ayah & Bunda loves you, our prince charming.

Puncak Pazz


Sebenernya sudah lama banget pengen ajak bapak, ibu, biasanya mas Raul [my bro's son] ikut juga, tapi baru kesampaian, Sabtu, 8 Februari lalu, itu pun dengan susah payah dulu mbangunin Mas Eddy, secara dia selalu memanfaatkan hari libur untuk TIDDUUURRRR, huh.....

Meskipun pagi-pagi sebelum berangkat mas Wid wanti-wanti kalau jalan menuju puncak macet 7 km, tapi karena sudah niat jadi.... ya sudah kudu berangkat.

Razka aku angkat dari tempat tidur, ganti baju tanpa mandi, aku sudah minta Puji [mbak-nya Razka] siapin perbekalan Razka sejak semalam [ribet gak siih....]

"Yuk Yah kami sudah siap nih", ayah buru-buru bangun dari tempat tidur, gosok gigi, nyaut kunci mobil dan greng-greng.... jangan lupa jemput opa, oma, dan mas Raul tentunya :))

Wuzzz kami menyusuri tol jagorawi yang lengang sampai ke puncak, Alhamdulillah benar dugaanku pasti macetnya malam Jumat kemarin secara ini kan long weekend, mas Wid sempat sms menanyakan keadaan jalan.

Sampai di hotel Puncak Pas kami pesan sarapan, hmmmm pofertjes dan hot chocolate yang tidak terlewatkan pastinya, yummy..... kami menikmati udara dingin puncak yang masih berkabut di jam 8 pagi plus udara belum mandi, huahahaha...... ugh untuk gak ganggu.

Razka sempat pup, pokoknya keribetan top adalah nyuapin Razka, apalagi dia lagi seneng2nya mengeksplor hal-hal baru, sibuk sendiri deh. Sekarang minta gendong trus minta turun, duduk di meja, ikut baca koran, tarik2 cangkir, maem blepotan, hwaaaaa....... Mas Razka please dong... tangan bunda cuma 2.

Eventhough I love and enjoy it. Thanks Razka, you make me to be a better person.

Jam 9 teng, sarapan kelar, semua yang dipesan ludes, kebutuhan Razka pun sudah terpenuhi, kami meluncur turun pulang dan mandi duong..... :D