Selasa, 31 Agustus 2010

Happy 40

Haaahhh..... Gila kok bisa lupa sih? Udah lewat 6 hari neh... Dasar pikun!!! *tepuk jidat*

Yes, 6 hari lalu. Tepatnya tanggal 24 Agustus. Saya ulang tahun ke 40!!! Yeah EMPAT PULUH bow.... Waktu umur saya 30an, saya selalu punya segudang angan khusus ke 40 tahun nanti. This is it... gak kerasa sudah tiba waktunya. Dan belum semua daftar angan2 itu terlaksana. It's oke, saya akan meneruskan mimpi saya heheheh....

Yang pasti saya teramat sangat bersyukur dan bangga dengan usia saya. Kenapa? Karena Allah SWT masih mengijinkan saya menghirup udaraNya. Menikmati sinar MatahariNya. Merasakan kesejukan butiran hujanNya. Mengasihi hamba-hambaNya. What a life.

Pssttt banyak yang gak percaya lho.. do I look like a 20est? Tentu tidak semuda itu. Wakakakakkkk *penghiburan yang manis*

Ditambah lagi ucapan dan doa yang dilayangkan teman, sahabat dan kerabat lewat berbagai media jejaring sosial *cieeee....* Saya merasa makin dicintai dan terharu. Makin diingatkan bahwa sisa usia saya harus lebih bermanfaat.

Kata orang "life begin at 40". Hmmm saya mengartikannya sebagai warning. Kalau ala matematika umur manusia itu hanya 60 tahun, maka sisanya 'tinggal' 20 tahun. Artinya kita harus lebih banyak evaluasi. Apa saja yang bisa kita lakukan dalam waktu 20 tahun? Padahal metabolisme sudah melambat. Energi dan oksigen menipis. Sedangkan yang harus diurus masih banyak. Gak salah kalau tiba-tiba di usia 40 kita jadi punya semangat dan mengeluarkan semua cadangan energi. Karena kita dikejar target. Peringatan ini membuat kita jadi lebih HIDUP. Jadi tambah "ngeh" untuk lebih bijak dan smart menyikapi suatu masalah.

Jreng... di usia ke 40 saya ini, saya juga buat keputusan yang saya sendiri gak pernah yakin saya bisa. Saya memutuskan untuk pensiun dini. And am willing to spare my time and focus more to Razka. Menggadaikan hidup saya dalam bentuk karya yang lain. Mendedikasikan spirit saya pada peluang-peluang baru. What a challange!!!

So... briefly... HAPPY 40

Kamis, 05 Agustus 2010

Pak Sukif

Di depan jalan masuk perumahan kami adalah tempat mangkal becak. Salah satu pengemudi kendaraan roda tiga ini sangat terkenal, terutama di rumah kami. Pak Sukif namanya. Perkenalan kami dengannya berawal dari kepergian tukang kebun kami yang mendapat kesempatan jadi tukang kebun perkantoran, sehingga tidak dapat lagi bekerja di rumah kami. Beruntung ada tukang becak yang mau merangkap jadi tukang kebun, bahkan akhirnya menjadi salah seorang kepercayaan kami.

Bukan itu saja, ternyata Pak Sukif sangat terkenal di daerah rumah tinggal kami dan sekitarnya. setiap ada kesempatan 'menumpak' becaknya ada saja orang yang disapanya. Dari orang tua sampai anak-anak, dari Bapak A, Ibu Haji B, Mbak C, eneng D, si ganteng E sampai bayi F dan sebagainya. Tidak hanya disapa tapi juga diajak bercanda. Orang yang disapa pun dengan senang hati membalas sapaan Pak Sukif. Pak Sukif benar-benar tukang becak yang sibuk dan dicara banyak orang. Saking dekatnya dengan keluarga kami, tak jarang semua orang yang membutuhkannya akan menelpon kami demi menanyakan kabar pak Sukif dan mencarinya. Hehehe.... kalau Pak Sukif 'gak kelihatan' pasti telp di rumah berdering untuk Pak Sukif.

Eiiittttssss..... bukan hanya tetangga lho, keluarga besan orang tua saya pun sering menggunakan jasanya. Apa sih istimewanya si 'tukang becak' ini? Mungkin ini penyebabnya:
Pak Sukif, dalam perantauannya di Jakarta, tidak hanya menerima nasib sebagai tukang becak, dia begitu tahu memanfaatkan peluang rizki, sehingga dengan suka rela menawarkan jasa lainnya di kesenggangannya menarik becak. Pak Sukif sudah memulai harinya sejak pagi dengan mengantar langganan ciliknya ke sekolah. Jadwalnya di siang hari adalah memenuhi panggilan dari rumah ke rumah seperti bebersih halaman, mengatur taman, nge-cat rumah, nembok, membetulkan genteng bocor, sampai mengawal orang yang mau pindahan rumah. Kalau Sabtu Minggu jadwalnya stand by di rumah kami. Malam hari, dia melayani permintaan pedagang mengantar batok kelapa atau kulit kambing dari pasar. Kalau tidak ada permintaan hantaran maka dia ada di pangkalan becak menunggu penumpang, salah satunya adalah saya yang gak mau diantar tukang becak lain. Kalau ada keluarga yang ke luar kota maka Pak Sukif akan berubah fungsi menjadi penunggu rumah. Anak saya pun sampai dapat mencirikan becak Pak Sukif hanya dengan mendengar gowesannya.

Meski begitu, Pak Sukif tidak pernah 'jual mahal' atau pasang tarif khusus. Benar-benar tukang becak SUPER. Kejujuran, keramahan dan ketidakengganannya melakukan pekerjaan apa pun --selama halal-- membuatnya banyak dikenal dan disenangi orang. Apalagi kalau Pak Sukif harus pulang kampung disaat panen atau tandur, begitu banyak yang kehilangannya. Rekan-rekan sejawatnya pun mengakui keluwesan dan keuletannya mencari nafkah, karena meski tidak di saat panen maupun tandur, kalau di kampung ada saja orang yang menggunakan jasanya baik hanya meminta batuan bagi keluarga yang hajatan atau menjadi kuli bangunan. Gak heran deh kalau Pak Sukif sering jadi 'rebutan', heheheh... *geleng-geleng kagum*

Maka dari itu kami selalu khawatir kalau Pak Sukif pamit pulang kampung untuk seminggu, karena itu berarti sebulan!!! :D

Sosok Pak Sukif buat saya sangat inspirational, hare geneee.... Pak Sukif jadi figur yang langka.

--thinking--

Oops!!!

Ini kejadian beberapa waktu lalu, tapi baru sempat ditulis.

Dalam sebuah kesempatan berkaraoke bersama teman-teman perempuan di kantor, di tengah kebisingan musik dan penerangan yang temaram, tiba-tiba terdengar bunyi handphone berdering. Saya sigap menjawab dan suara perempuan yang sangat familiar di seberang membombardir saya dengan serangkaian pertanyaan "Bow nomor sepatu loe berapa?". "Haaa....???!!!" saya jawab setengah teriak. "Cepetan berapa? mumpung gue disini" sahut suara di hp terburu-buru. "38-39" jawab saya cepat. "Kalau C&K? gue beliin aja ya..." tanyanya lagi. "37 deh, tumben loe baik" ujar saya penasaran sekaligus senang. "Sudah deh gak usah tanya-tanya. Daaahhh" suara di seberang menutup conversation kami.

Klik, pembicaraan di hp terputus. O.. o... saya lihat screen hp dan realize... I took the wrong handheld, that's not mine. :D

Hwaaahahahaaa... Beginilah kalau hampir seruangan pakai handheld yang sama, ndilalah casing-nya juga sama.

*e la da laaaahhh wis kadung Ge-eR mau dapat sepatu*