Rabu, 20 Oktober 2010

Love Letter: Counting Days

Yeeaaahhhhh tinggal 9 hari lagi. Menjelang kemunduran diri saya ini, saya menjadi lebih sensitive. Saya merasakan ada perubahan sikap teman-teman disini. Whats wrong dudes....???

Ruangan ini makin terasa dingin, sedingin sikap mereka ke saya. I feel like a vanish girl.

Tapi biarlah, saya tidak merasa melakukan hal yang salah. Saya melakukan semua tugas yang diberikan ke saya dengan sepenuh hati, serius dan tulus. Bahkan saya sangat takut bilamana saya melakukan kesalahan. Selama ini saya berupaya memitigasi kemungkinan salah. Tapi saya juga sadar bahwa ada pihak-pihak yang mencari setiap celah saya, sekecil apa pun serta siap mem-blow up-nya menjadi risiko paling kritis. *helanafaspanjang*

Saat ini saya lebih konsentrasi kepada hal yang akan datang, yang akan saya tinggali, dan yang akan saya jumpai di tempat lain. Perjuangan saya setelah ini --mungkin-- akan lebih berat. Ada passion yang harus saya tinggali, tapi saya yakin ada moment penting yang akan saya sesali bila saya lewati begitu saja. Kebersamaan dengan Razka dan menghabiskan waktu bersama kelihatannya juga merupakan hal penting dalam hidup saya. Saya menyadari saya meiliki keterbatasan sehingga tidak dapat meraihnya dalam masa yang bersamaan. Saya meyakinkan --lagi-- bahwa ini sudah menjadi pilihan.

Bila.... sudah tidak ada 8, 7 , 6, 5, 4, 3, 2, hari lagi... tapi sudah saatnya saya menutup cerita disini dan membungkusnya dalam kotak kenangan. saya hanya dapat menuliskan beberapa kalimat perpisahan bagi semua yang telah menyesakin memori saya selama 8 tahun dengan hal-hal fantastis.

Before I go, I wanted to let you know how much I have enjoyed my time here. Thank you all for your support, patience, and friendship over the past year. Please kindly accept my sincere apology for any wrong doings along the way that I might have done. You are a special group of people and I will definitely miss you.

Love -WDS-

Dan saya menyadari bahwa precious are all things that come from friends. I'm really gonna miss u all.

Muach muach muach
*kissnhug*


Senin, 04 Oktober 2010

Hari yang Aneh

Hmmmm hari ini terasa membingungkan. Tiba-tiba jantung saya terpacu lebih cepat. Perasaan hari ini lebih bungah dari biasanya. Jangan-jangan sesungging senyuman terukir di bibir saya. Kenapa ya....?????

Saya berusaha mengingat-ingat kejadian apa yang mengakibatkan itu semua ya....
Email kah?
Terima telepon?
SMS hadiah kah?
atau bertemu sesuatu atau seseorang kah?

Pokoknya hari ini saya serasa kembali muda deh. Seperti menemukan kembali rasa yang pernah hilang. Ow ow ow.... Ada aliran halus yang mampu menggetarkan tubuh saya dan menegakkan bulu roma *halah*

Dooohhhh apa sih?????
Yang pasti suka, suka, suka....
Tapi.... andai saya tahu dan dapat mendeskripsikannya, pasti saya akan merahasiakannya.
Benar-benar hari yang aneh.

Jiiiaaaaahhhhhh...... :D

Gedebug *apatuh?*

"Love Letter"

Aduh baru sempat nulis lagi nih. Ada kabar gembira yang akan saya sampaikan. Tanggal 21 September lalu, saya menerima Surat Persetujuan Permohonan Pensiun Dini yang saya ajukan tepat di usia saya ke 40. Masa kerja saya akan berakhir efektif di akhir Oktober 2010.
Jujur agak bingung mengungkapkannya, karena saya bahagia sekaligus sedih.


Seneng banget karena saya akan punya banyak waktu bersama Razka. Berperan sebagai ibu rumah tangga sejati --really????-- heheheh..... punya banyak waktu mewujudkan impian saya yang sempat tertunda karena keterbatasan waktu, sekaligus pengusaha [insyaAllah].


Sedih juga.... karena -jujur- perusahaan ini sudah seperti rumah kedua bagi saya, begitu banyak kenangan yang telah mengisi sebagian memori saya selama 8 tahun terakhir ini. Teman-teman, pengalaman, suka... duka.... Bukan ngada-ngada, bahkan saya sering curi waktu cuti untuk berkunjung ke kantor, sekedar melepas kangen. Jaminan, kelak saya akan sangat merindukan kegiatan CSR yang pernah saya lakukan, meski ada yang meragukan dedikasi saya di kegiatan ini. *nyengirdulu*


Bagi saya 8 tahun ini belum cukup untuk memuaskan passion dan mencapai cita-cita saya, tapi saya juga tidak ingin menyesali keputusan yang telah saya buat. Saya siap mengambil segala resiko dan menjadikannya hikmah. Berkali-kali saya meyakinkan diri saya bahwa ini bukan keputusan emosional. Ini adalah cara terbaik bagi saya, keluarga dan perusahaan.


We can't win at all. Setiap keputusan harus didasarkan pada berbagai kepentingan dari segala arah dan skala prioritas. Kalau ada yang harus dikorbankan, yah memang itu adalah resiko dari sebuah keputusan. Jangan dijadikan penyesalan. Tapi terus mencari celah positifnya.

Saya berharap pihak-pihak lain mendukung dan dapat menyikapinya dengan positif.

Hmmmm siap-siap dulu ach..... kita lihat menjelang 'perpisahan' nanti.