Rabu, 27 Agustus 2008

Sebuah perenungan diri


Sebenernya ini sudah basi, tapi masih ngegantung di draft posting. Setelah dipikir-pikir, akhirnya diputuskan untuk diposting saja lah, hehehehe....


Alhamdulillah, tanggal 24 Agustus lalu Allah SWT masih memberikan saya kesempatan menghirup udara segar, berkumpul dengan keluarga dan sahabat, serta menikmati kue tart pemberian bunda milis aybun Bandung, Mbak Tiwi dan Ni Luh. Kebetulan di kesempatan kali ini saya ada waktu berlibur dengan keluarga ke Lembang Bandung jadi sekalian dimanfaatkan untuk Kopdar dengan ibu-ibu milis Aybun Bandung --terima kasih buat Mbak Tiwi dan Ni Luh yang telah memberikan sambutan bersahabat dan bersahaja--.

Subhanallah..... begitu banyak nikmat yang Kau berikan dalam hidup hamba. Bayangkan saja, bagaimana tidak saya termasuk orang-orang yang beruntung? saya masih memiliki eyang putri dan orang tua yang masih sehat, kakak adik yang masih lengkap, kemenakan-kemenakan, suami, anak, keluarga suami, sahabat-sahabat lama maupun baru, dari masa-masa sekolah dulu sampai yang ada di lingkungan kantor. Saya dapat menempati rumah kontrakan kecil yang nyaman dan saya tinggali bersama suami dan anak tercinta, saya juga punya kendaraan yang dapat mengantar kami melihat-lihat suasana kota, saya punya alat komunikasi yang cukup untuk menghubungi keluarga dan kerabat. Saya juga diberi kesempatan untuk melihat beberapa negara di Eropa dan negara tetangga. Belum lagi pekerjaan yang saya jalani saat ini, telah mewarnai naik turunnya roda kehidupan saya.

Rasanya kebutuhan duniawi saya sudah terpenuhi dengan baik, namun demikian saya masih sering bertanya apa lagi, apa lagi. "MasyaAllah, Widya Dwi Setyawati belum cukupkah kenikmatan yang kau dapat saat ini?". "Bukan, bukan 'itu' yang hamba cari ya Allah, namun bagaimana lagi hamba meraih cintaMu?" Hamba belum merasa cukup menunaikan ibadah kepada Mu, hamba belum cukup berbakti kepada kedua orang tua dan suami, hamba belum dapat berkumpul bersama teman-teman tanpa bergibah, hamba belum cukup menunaikan ibadah wajib dan melengkapinya dengan sunnahMu ya Allah.

Apalagi sejak menjadi ibu, pertanyaan-pertanyaan di benak ini semakin membuncah, dari bagaimana caranya menjadi ibu yang baik sampai apa bekal yang akan saya wariskan kelak bagi anak-anak. Tidak itu saja peran saya sebagai seorang ibu tiri dari 3 anak suami yang beranjak dewasa juga jadi pertanyaan, "akankah anak-anak suami akan menganugerahi saya predikat ibu tiri yang baik?".

Lepas dari segitu banyak pertanyaan dan ketidakpuasan, saya begitu bersyukur dan ingin selalu bersyukur atas karuniaMu Yaa Allah....

Di usia menjelang 40 ini akhirnya saya mendapatkan pencapaian yang saya impikan ketika gadis dulu, semua ini tentu tak terlepas dari ridhloMu. Dan tugas saya kini adalah menyelesaikan beberapa hal yang tertunda, dari menyelesaikan skripsi [hari gini kok skripsi belum kelar?], memantapkan ibadah, meluruskan niat, sampai membimbing anak-anak dalam mengarungi kehidupan penuh cinta serta ridhlo Allah SWT. Yaa Allah sinarilah jalan kami agar tetap istiqomah.

Apa yang telah saya raih juga tidak lepas dari doa orang-orang yang saya cintai, ibu dan bapak, kakak adik, eyang, tante-tante dan oom-oom, sepupu-sepupu, para sahabat, serta beberapa orang yang hadir dalam 2 tahun terakhir ini suami, mertua serta keluarga suami [teriring harapan agar saya selalu dapat diterima di segala lingkungan].

- Yaa Allah, masukkanlah hamba ke dalam golongan orang-orang yang bersyukur juga orang-orang yang telah Kau beri nikmat, sebagaimana janjiMu kepada orang-orang yang beriman. Amiin yaa Robbal'alamiin. -






Tidak ada komentar: